Mari Berfikir Secara Positif
Beberapa waktu yang lalu seorang kawan saya mengikuti tes pegawai di sebuah instansi. Setelah melalui serangkaian tes bertahap, sampailah ia pada tahap wawancara. Segala hal dipersiapkan secara matang agar tes tahap akhir ini sukses. Dia akhirnya memang optimis bisa melalui tes wawancara dengan baik. Tapi setelah pengumuman kelulusan dipasang, ternyata namanya tidak tercantum. Jika menuruti emosi, tentulah dia shock menghadapi kenyataan itu, apalagi setelah melihat nama yang terpampang adalah rival yang dalam tes-tes sebelumnya nilainya selalu di bawahnya. Selidik punya selidik, ternyata sang rival masih kerabat dekat dengan bos yang memimpin instansi tersebut. Agar tidak stress maka ia berusaha menenangkan hati dengan berpositive thinking bahwa barangkali pekerjaan itu belum rezekinya. Atau seandainya diterima pun ia akan merasa kurang nyaman karena bekerja di lingkungan yang masih kental KKN-nya. Ia yakin akan keadilan Allah, dan ia yakin bahwa suatu saat Allah akan memberikan ke